Maraknya Kehadiran Pengamen, Pengemis Dari Luar Kota - mediaportalpacitan.com

Breaking

SELAMAT DATANG DI MEDIA PORTAL PACITAN

Minggu, 09 Juli 2023

Maraknya Kehadiran Pengamen, Pengemis Dari Luar Kota


wawancara langsung dengan Jeni, pengamen asal Tulungagung
Minggu, 9 Juli 2023(14.22) Wib

Mediaportalpacitan.com
Pacita - Sudah beberapa bulan yang lalu saat berkendara di setiap titik traffikc lights secara kontinuitas berjumpa para pengamen  dengan kostum beraneka ragam. Ada yang memakai kostum badut, barongsai, serta ada yang menyuguhkan musik akustik lengkap dengan sound system yang dipersembahkan kepada pengendara yang sedang berhenti sejenak menunggu nyalanya lampu warna hijau. 

Fenomena ini menjadi pemandanggan tersendiri dan menggambarkan bahwa kota Pacitan menjadi peluang oleh pengamen dan pengemis di setiap titik lampu merah. Kabupaten Pacitan sebagai daerah/kota budaya dan kota  pariwisata, apakah cukup nyaman dan indah sebagai salah satu masuk dalam koridor pemandangan? 
Tidak mengurangi rasa hormat, juga melihat dari sisi perikemanusiaan, sebenarnya tidak sampai hati kepada mereka. Benarkah mereka benar - benar berjuang demi tuntutan keluarga? 

Timbul satu pertanyaan, apakah mereka terkena dampak dari korban PHK, atau memang sulit menghadapi persaingan hidup di kotanya, sehingga sampai jauh - jauh masuk ke wilayah Kabupaten Pacitan. 
Disisi lain seberapa jauh Pemerintah Kabupaten Pacitan peduli melihat pemandangan ini. Bukankah pemda Kabupaten Pacitan mempunyai kebijakan dalam mengatur lalu lintas, pengamen, penegemis dan sebagainya.

Perda Kabupaten Pacitan nomor 13 tahun 2013 tentang manajemen lalu lintas dan Perda Kabupaten Pacitan nomor 7 tahun 2018 tentang penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat . Hal ini biasanya yang menjadi acuan dan kartu truf oleh Satpol PP, hari ini, saat ini, detik ini kemanakah engkau berada? Dimanakah hari - harimu engkau bekerja?
Bagaimana pun, dengan alasan apapun keberadaan pengamen, pengemis di pojok perempatan mengganggu kenyamana dan keamanan bagi pengguna jalan baik pengendara mobil maupun motor. Apakah sudah cukup layak kehadiran mereka di kota budaya, daerah pariwisata ini. 

Ada lagi kejadian seorang pengamen laki - laki berdandan perempuan yang cukup menor melantunkan lagu Shalawat di kedai kopi Ma'un, Timur Pendopo Kab. Pacitan.  Ia mengaku sebagai warga Tulungagung atas nama Jeni, sudah dua (2) hari masuk Pacitan berkeliling tanpa henti. Memang betul alasan mereka dalam mengais rizki itu halal, bukankah halal saja belum tentu afdhol tanpa ikut serta kalimat toyyibah. Jika Halal disambung dengan Toyyibah menjadi Halalan Toyyibah menjadi baik dengan arti  disetiap pekerjaan yang halal jangan sampai menabrak aturan dari pemerintah. Niatnya bukan mendzolimi tapi menyampaikan fakta di lapangan. (Red. MPP) 

Tidak ada komentar: