Edukasi Warga Tentang Potensi Gempa Dan Sunami - mediaportalpacitan.com

Breaking

SELAMAT DATANG DI MEDIA PORTAL PACITAN

Kamis, 21 Oktober 2021

Edukasi Warga Tentang Potensi Gempa Dan Sunami


mpp.com
Pacitan - Pemerintah Kabupaten Pacitan selalu memberikan informasi ke warga terkait informasi BMKG tentang potensi gempa dan tsunami di beberapa wilayah Jawa timur. Sosialisasi ke wargapun selalu inten apalagi di kawasan rawan.

"Memang sudah sejak lama terus kami lakukan  mengedukasi dan menyosialisasikan dengan rumusan 20-20-20," kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dihadapan beberapa jurnalis, Jumat (4/6/2021).

Bupati Pacitan mengatakan bahwa  jargon ini  cukup dikenal di kalangan masyarakat. Dan pihak BPBD beserta jajaran menitipkan pesan mitigasi dengan formula sederhana.

Sudah menjadi tradisi kesigapan masyarakat saat terjadi gempa, itulah hal paling tampak di lingkungan warga. Mereka spontan keluar rumah dan menjauhi bangunan, tradisi ini perlu tetap dijaga karena hal tersebut merupakan wujud kearifan lokal guna membangun kesiapsiagaan.

"Banyak orang tua dulu mengatakan dengan gejala alam yang terjadi. Mereka memakai  Ilmu Titen, hal ini bila  dipadukan dengan rumus 20-20-20 akan membuat persiapan dan kesigapan menjadi lebih aman," lanjutnya

 Jika sampai terjadi gempa selama 20 detik, warga diimbau segera menuju ke tempat setinggi di atas 20 meter. Adapun waktu efektif untuk evakuasi selama 20 menit, jargon inilah solusi yang efektif dan mudah di lakukan.

 Pakar Ingatkan Rumus Mitigasi 20-20-20
Di wilayah Kabupaten Pacitan sendiri upaya antisipasi sudah dilakukan sejak lama. Pemkab telah menyiapkan belasan tempat pengungsian. Umumnya berupa perbukitan yang berjarak relatif dekat dengan permukiman. Akses menuju shelter pengungsian pun sudah cukup memadai.

"Kita sudah mempunyai shelter-shelter alami berupa perbukitan. Dan Insya Allah jaraknya tidak jauh (dari permukiman)," ujarnya.

Di sisi lain Bupati Pacitan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dalam menyikapi informasi BMKG tersebut. Justru yang terpenting,  adalah meningkatkan kesiapsiagaan. Tentu saja dengan mengacu prosedur mitigasi yang sudah ada.(red)

Tidak ada komentar: